KABUPATEN KAYONG UTARA
PROPINSI
|
KALIMANTAN
BARAT
|
HARI JADI
|
2
JANUARI 2007
|
DASAR HUKUM
|
UU
No. 6 Tahun 2007
|
TANGGAL
|
|
IBU KOTA
|
TELUK BATANG CITY
|
PEMERINTAHAN
|
|
BUPATI
|
HILDI
HAMID.
|
WAKIL
BUPATI
|
Drs.M.SAID
TIHI.
|
ANGGARAN
APBD
|
|
Rp.
254.802.207.000,
|
|
Luas
|
BELUM
DIKETAHUI
|
POPULASI
|
|
PEMBAGIAN ADMINISTRATIF
|
|
KECAMATAN
|
-
|
DESA/KELURAHAN
|
-
|
FLORA RESMI
|
-
|
FAUNA
|
|
Kesenian
Tari Liong (Barongsai) Budaya Tiong hoa.
Kabupaten Kayong Utara adalah sebuah kabupaten di provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Sukadana. Kabupaten ini dibentuk berdasarkan
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2007 pada tanggal 2 Januari 2007.
Kabupaten Kayong Utara adalah 1 dari 16 usulan pemekaran kabupaten/kota
yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat pada tanggal 8 Desember 2006.
WISATA
Pantai Pulau
Datok
Pantai Pulau Datok adalah salah satu taman wisata alam yang ramai
dikunjungi pada saat liburan atau hari biasa. Kawasan ini tergolong ramai
bahkan dapat disebut sebagai tempat wisata yang nomor satu (terbanyak
pengunjungnya). Tiap tahun wisata pantai ini menyedot ribuan pengunjung yang
datang dari berbagai kecamatan di wilayah kabupaten Ketapang. Pantai yang
teletak di kawasan Taman
Nasional Gunung Palung (TNGP) ini memiliki panorama alam yang indah. Perpaduan antara pantai dan
bukit serta teluk merupakan tempat yang ideal untuk parawisata. Pada saat musim
liburan dan lebaran, pengunjung akan semakin banyak datang ke pantai Pulau
Datok. Seiring dengan kepedulian pemerintah yang mulai sadar akan potensi
pariwisata yang telah ada sejak zaman nenek moyangnya ini, Pantai Pulau Datok
(PaPuTok)telah mulai nampakkan keindahan pantai yang tidak kalah bersaing
dengan pantai-pantai terbaik Indonesia. Namun Sayang berita menggembirakan ini
belum diketahui banyak orang di dalam maupun di luar negeri,sehingga
belumbanyak pendapatan daerah yang dapat di ambil dari sektor yang paling
potensial di KKU ini. Oleh karena itu perlu diadakannya iklan yang banyak dan
gencar di media Elektronik seperti Televisi (TV), sehingga dapat menarik minat
wisatawan domestik maupun asing. Dan Jika Pemerintah KKU dapat menunjuk
pengelola yang berkompeten, maka bukan tidak mungkin melalui iklan yang gencar
ini akan membangkitkan angka kunjungan ke Kabupaten yang baru terbentuk sejak
tahun 2007 ini.
Letaknya yang tidak jauh dari pusat kota Sukadana juga menjadi daya tarik
tersendiri bagi pengunjung. Dengan menggunakan sepeda motor pengunjung sudah dapat mendatangi daerah
wisata ini. Dari kabupaten Ketapang saja jaraknya tidak terlalu jauh, hanya
sekitar 86 km. Jalan menuju pantai ini relatif baik dengan telah diaspalnya
jalan menuju kawasan ini. Letak objek wisata ini juga bisa ditempuh melalui
jalan air dan transportasi untuk menuju
kabupaten kayong utara dapat menggunakan transportasi laut dan darat.
Datok
Island in Kayong Utara.West Kalimantan.
Kota Sukadana
Biasanya pada bulan Desember - Januari merupakan saat yang tepat untuk
melakukan wisata mengunjungi kota tertua di [[Kalimantan Barat] ini karena pada
bulan-bulan ini penduduk setempat sedang melakukan panen durian.
Biasanya tiap panen besar atau disebut buah raya penduduk banyak membuat dodol
durian yang di daerah setempat disebut lempok, lempok-lempok produksi
Kabupaten Kayong Utara ini sudah sering dipamerkan pada acara-acara jajanan
daerah, bahkan sudah menembus pasar dunia. Durian asli dari daerah ini juga
sering dijual keluar kabupaten dan biasanya tujuan utamanya ke daerah
[[Kabupaten Ketapang]. Selain memiliki rasa yang khas durian dari Sukadana ini juga memiliki keanekaragaman
varitasnya (variant), sehingga cocok untuk para ilmuwan yang akan
meneliti buah durian di kawasan ini.
Tak hanya durian, monyet, hewan dan orang utan (Pongo pygmeus) pada saat panen durian juga datang ke kebun-kebun buah pada siang hari,
sehingga saat ini juga merupakan saat yang tepat untuk meneliti perilaku satwa
orang hutan langsung di habitatnya. Jadi sambil berwisata kuliner pegunjung
juga dapat menikmati kehidupan binatang liar yang tedapat di daerah Sukadana
ini.
Atraksi
barongsai di Kelenteng Sukadana
Untuk mendukung pelancong ke daerah ini pemerintah juga telah memperbaiki
sarana jalan dan fasilitas pendukung lainnya. Pemerintah Kota juga telah
mendatangkan investor untuk membuat hotel sebagai sarana untuk menginap. Dengan
adanya pembangunan hotel ini maka fasilitas kota ini akan semakin lengkap
sehingga mendukung kenyamanan para pelancong. Adapun letak hotel yang sedang
dibangun ini berada di tepi pantai sehingga akan menambah kesan eksotiknya,
pemandangan yang ada di pantai Pulau Datok ini pun tidak kalah indahnya dengan
pantai-pantai di daerah lain di Indonesia.
Selain wisata pantai, eko tourism juga mempunyai prospek di daerah
Kabupaten Kayong Utara ini, pantai yang terletak di Kecamatan Sukadana ini
merupakan bagian dari kawasan [[Taman Nasional Gunung Palung] sehingga
keanekaragaman hayati (biodiversiti) di kawasan ini juga terkenal di seluruh
dunia.
Referensi
^"PerpresNo.6Tahun2011".17Februari2011. http://www.djpk.depkeu.go.id/regulation/27/tahun/2011/bulan/02/tanggal/17/id/590/.
gambar
peta Kayong Utara
Kayong Utara yang beribukotakan Sukadana dahulu merupakan bagian dari
Kabupaten Ketapang. Kayong Utara kini memiliki beberapa kecamatan yang
diantaranya, Pulau Maya karimata, Seponti, Simpang Hilir, Sukadana, dan Teluk
Batang. Kayong Utara memiliki potensi alam yang cukup banyak, perbatasan
Ketapang-Kayong Utara berbatasan di Siduk. Jarak antara Ketapang ke ibu kota
Kayong Utara + 80 Km. Senin, 19 September 2011
Festival Budaya Bumi Khatulistiwa 2011 tanggal 20 -
24 September 2011
Ditulis oleh Disbudpar Prov Kalbar | Rabu, 01 September 2010 10:00
Sabtu, 28 Agustus 2010 , 08:24:00
Kayong Utara Penelusuran
Benda Cagar Budaya (BCB) di bukit Totek, yang terletak di wilayah Desa Dusun
Kecil, Kecamatan Pulau Maya Karimata, oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Kalimantan Barat yang bekerjasama dengan Balai Pelestarian dan
Peninggalan Purbakala (BP3) Samarinda Wilayah Kalimantan serta Disbudparpora
Kabupaten Kayong Utara pada pertengahan Oktober 2009 yang lalu, di lokasi ini
tanpa disengaja tim menemukan batu besar. Di batu tersebut bergambar relief
peta Indonesia bagian barat yang terdiri dari pulau Sumatera, Jawa Kalimantan,
dan pulau-pulau dan pulau-pulau di atas (utara) dan peta pulau-pulau kecil.
Untuk sampai ke
lokasi ini, bila bertolak dari Telok Batang, hanya bisa melalui laut yakni
dengan menggunakan motor klotok atau speed bout yang ditempuh dalam waktu satu
jam lebih sampai ke Dusun Pancur.Dari sini menyusuri sungai Totek, kemudian
masuk ke sungai Totek kecil dan terdapat sungai bercabang yang dinamai cabang
perahu. Di tepi sungai menuju ke lokasi temuan, terdapat sebuah batu besar yang
menurut cerita masyarakat setempat bahwa batu tersebut berasal dari dalam
sungai kemudian diangat.Pada masa lalu, batu ini dipergunakan sebagai wadah
membuat terasi. Dari bibir sungai menuju lokasi temuan ini berjarak kurang
lebih 100 meter, merupakan daerah berbatuan besar dan umumnya batu cadas. Batu
bergambar candi dan arca nandi dimana posisinya menghadap bukit Totek atau
Barat Daya.
Untuk sampai ke
lokasi ini, bila bertolak dari Telok Batang, hanya bisa melalui laut yakni
dengan menggunakan motor klotok atau speed bout yang ditempuh dalam waktu satu
jam lebih sampai ke Dusun Pancur.Dari sini menyusuri sungai Totek, kemudian
masuk ke sungai Totek kecil dan terdapat sungai bercabang yang dinamai cabang
perahu. Di tepi sungai menuju ke lokasi temuan, terdapat sebuah batu besar yang
menurut cerita masyarakat setempat bahwa batu tersebut berasal dari dalam
sungai kemudian diangat.Pada masa lalu, batu ini dipergunakan sebagai wadah
membuat terasi. Dari bibir sungai menuju lokasi temuan ini berjarak kurang lebih
100 meter, merupakan daerah berbatuan besar dan umumnya batu cadas. Batu
bergambar candi dan arca nandi dimana posisinya menghadap bukit Totek atau
Barat Daya.
Sedangkan bukit
Totek sendiri menghadap laut atau Timur Laut. Pernah pada tahun 2006 ditemukan
di lokasi ini batu bergambar/relief dua buah candi, arca lembu (nandi) dan satu
buah patuh manusia tinggi besar. Batu bergambar dan arca nandi dibiarkan di
situs. Sedangkan patung manusia disimpan di rumah seorang dukun.Dari kronologi
penelusuran inilah, di lokasi tersebut ditemukan adanya gambar/relief yang
membentuk peta Indonesia bagian Barat. Menurut Dra. Herawati Kepala Bidang
Disbupapora Provinsi Kalimantan Barat survei dan penelitian situs peninggalan
pubakala merupakan suatu kegiatan pengamatan tinggalan arkeologis disertai
dengan analisa yang dalam, selai itu dengan kegiatan ini untuk mencari
informasi dari penduduk agar memperoleh benda atau situs arkeologi yang belum
pernah ditemukan sebelumnya atau penelitian ulang terhadap benda atau situs yang
pernah diteliti. Kemudian survei bisa melacak berita dalam literatur atau data,
karena adanya laporan temuan.
Oleh karena itu,
temuan benda-benda purbakala berupa arca batu nandi (lembu), arca manusia
perwujudan dewa, gambar/relief berupa candi Hindu di dinding batu di Pulau Maya
Karimata Kabupaten Kayong Utara, bermula dari temuan dan penggalian emas yang
dilakukan oleh masyarakat.Masyarakat setempat kemudian mencari emas sudah
berbentuk bahkan beberapa diantaranya berupa logam emas yang diperkirakan adalah
mata uang dan perhiasan. Agar mengherankan di lokasi ini juga ditemukan dua
batu bergambarkan peta Indonesia. (tas/hms)
Copyright © 2010 Dinas Budaya dan Pariwisata Kalimantan Barat
PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK PLTGB
SENIN, 05 SEPTEMBER 2011 07:20 WIB
KAYONG
UTARA - Kabupaten Kayong Utara mulai membangun Pembangkit Listrik Tenaga
Gasifikasi Batubara (PLTGB). Pelaksanaan pembangunan ditandai dengan peletakan
batu pertama yang dilakukan Bupati Kayong Utara, H Hildi Hamid didampingi
General Manager (GM) PLN (Persero) Wilayah Kalbar, Bambang Budiarto di
Kecamatan Teluk Batang,
Kamis(25/8)seperti dilansir equator-news.com. Hampir 50 persen
masyarakat Kayong Utara belum mendapatkan pelayanan kelistrikan. Hal ini
disebabkan karena memang jaringan listrik belum sampai atau masuk ke desa
mereka. Terlaksananya pembangunan PLTGB ini, menurut Bupati akan ikut menjawab
kebutuhan masyarakatakan pelayanan dibidang kelistrikan.“Saya berharap, dengan
ditambahnya daya atau pasokan tenaga listrik ini dapat menjawab kebutuhan
masyarakat. Terutama bagi masyarakat di kepulauan karena dari Teluk Batang
jaringannya bisa disambung ke Pulau Maya Karimata,” ucap Bupati.
Menurut GM PLN (Persero) Wilayah Kalbar, Bambang Budiarto, pihaknya memilih
PLTGB mengingat di Kayong Utara tersedia batubara yang selama ini belum
dimanfaatkan. Jika menggunakan batubara, menurut Bambang, PLN akan dapat
menekan biaya operasional yang per bulannya sekitar Rp 1,5 miliar. “Dengan
PLTGB ini, kita bisa melakukan penghematan sekitar 600 ribu kiloliter per
bulan,” terangnya. Bambang menargetkan, PLTGB sebesar 3 MW yang dikerjakan PT
Batara Pilar Teknik Pontianak ini sudah dapat dioperasionalkan
padaDesember2011.
Diluncurkannya PLTGB berdampak pada harga ketika bahan bakar diesel
mencapai Rp 2.000 per kWh, sedangkan bahan bakar gas hasil gasifikasi batubara
di bawah Rp 1.500 per kWh. Selain harga yang lebih murah, gasifikasi batubara
juga lebih bersih dari pembakaran batubara karena emisi yang dikeluarkan
ditangkap dalam suatu treatment. Gasifikasi ini mempunyai tingkat emisi
udara, kotoran padat dan limbah yang rendah. Berbeda dari Pembangkit Listrik
Tenaga Uap Batubara yang skalanya besar, minimal tujuh MW, teknologi gasifikasi
batubara yang kapasitasnya 0,5-2 MW cocok diterapkan di skala kecil seperti pemukiman
200rumah atau untuk industri.
Gasifikasi batubara adalah sebuah proses mengubah batubara padat menjadi
gas batubara yang mudah terbakar (combustible gases), setelah proses pemurnian
gas-gas ini karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2), hidrogen (H), metan
(CH4), dan nitrogen (N2) dapatdigunakansebagaibahanbakar.Proses yang umum
dipergunakan adalah memasukkan batubara dalam tabung vertikal lalu batubara
diproses pada bagian atas tabung bersama udara sedangkan uap dimasukkan di
bagianbawah.
Gas, udara, dan uap naik ke atas tabung dan memanaskan batubara dan
bereaksi menghasilkan gas. Sedangkan abunya dipisahkan di bagian dasar tabung.
Terbatasnya cadangan gas bumi dan meningkatnya harga gas bumi mendorong
berkembangnya gasifikasi batubara. Saat ini di seluruh dunia ada 144 pabrik
gasifikasi di mana kapasitasnya mencapai 31 GW. Diperkirakan kapasitas thermal
dari seluruh gasifikasi di seluruh dunia akan meningkat menjadi 155 GW thermal
pada 2014. (PSJ) Rabu, 13 Juli 2011
OESMAN SAPTA OEDANG
(OSO.GROP) BANGUN PABRIK ALUMUNIUM TERBESAR DI KAWASAN ASIA LOKASI DI KAYONG
UTARA.
H Oesman Sapta Oedang (OSO) berpidato di hadapan pejabat dan masyarakat
Kayong Utara Sukadana –
Pengusaha sukses asal Kalbar, DR H Oesman Sapta Odang (OSO) bertekad membangun
pabrik aluminium terbesar di Asia yang berlokasi di Kabupaten Kayong Utara.
Rencana itu disampaikan OSO ketika hadir bersama Menteri Kelautan dan
Perikanan RI, Dr Ir Fadel Muhammad dalam acara peresmian Unit Pengolahan Ikan
(UPI) PT Industri Perikanan Sukadana di Kecamatan Teluk Batang, Kabupaten
Kayong Utara, Senin (11/7).
“Kita perlu mendirikan pabrik, supaya kita tidak lagi ekspor hasil tambang
kita ke negara lain. Sebab, ekspor hasil tambang sangat merugikan, karena pajak
orang atau negara lain yang menikmatinya bukan kita,” tegas OSO dengan suara
khasnya yang serak-serak basah.
Dikatakan putra kelahiran Sukadana ini, di Indonesia termasuk di Kalbar
khususnya Kayong Utara juga Kabupaten Ketapang memiliki potensi tambang yang
besar. Hanya saja, hasil tambang yang ada tidak dilengkapi dengan sarana berupa
pabrik untuk mengelola hasil tambang.
“Dengan adanya pabrik, tentu daerah dan negara kita akan lebih untung lagi.
Selain tambang bisa diolah sendiri juga akan dapat menyerap jumlah tenaga kerja
lebih besar,” jelas dia.
Mantan Wakil Ketua MPR RI yang juga Ketua Umum PPD ini menargetkan pabrik
aluminium terbesar itu direncanakan akan dibangun pada 2013 mendatang. Untuk
itu, pengusaha sukses yang tidak lupa dengan kampung halamannya ini berpesan
agar masyarakat dapat secara bersama-sama menjaga potensi tambang seperti
bauksit dan timah agar tidak dicuri oleh orang lain.
OSO mengungkapkan, semua yang dia lakukan di Kayong Utara bukan untuk
mencari untung. Semua itu hanya sebagai bentuk kepedulian dan kecintaannya
kepada daerah kelahirannya. “Jujur, saya tidak mendapatkan apalagi untuk mencari
untung di Kayong Utara ini. Semua yang saya lakukan hanya demi masyarakat agar
tidak hanya jadi penonton,” terangnya.
Sebagai masyarakat daerah, OSO berpesan, harus memiliki planning dan target
ke depan. Jangan hanya diam menunggu nasib. “Saya kepingin masyarakat di daerah
jangan hanya jadi kuli atau penonton, tetapi harus bisa bagaimana caranya
menjadi toke (bos),” katanya memberi motivasi.
Unit Pengolahan Ikan yang dibangun di Teluk Batang, diakui OSO, supaya
hasil ikan nelayan tertampung. Sebab, selama ini nelayan dihadapkan dengan
kesulitan untuk memasarkan hasil tangkapnya. “Dulu ikan selalu dibawa ke
Pontianak atau daerah lain, belum sempat tiba di tempat tujuan sudah busuk.
Sekarang sudah tidak perlu khawatir lagi, sebab hasil ikan sudah siap kita
tampung di Unit Pengolahan Ikan ini,” jelasnya.
Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya SE MM menyambut positif rencana
OSO. Wagub juga bangga karena putra Kalbar seperti OSO telah banyak berbuat
dalam mendorong pembangunan perekonomian di tanah air, termasuk Kalbar dan juga
Kayong Utara.
“Beberapa hari lalu, saya sempat baca di media massa bahwa Pak OSO teken
MoU dengan Negara Somalia untuk menggarap pertambangan dan gas. Baru dua hari
yang lalu, dan sekarang Pak OSO sudah ada di hadapan kita,” ungkap Christiandy
yang menghadiri peresmian UPI PT IPS di Teluk Batang. (lud)
Sukadana –
Setelah Pulau Penebang dan Pulau Karimata Kecamatan Pulau Maya Karimata
yang berdekatan Bangka Belitung dikabarkan marak pertambangan ilegal, giliran
laut Sukadana diduga terjadi aktivitas serupa.
“Tadi, sekitar 30 menit yang lalu, Pol PP dan Polhut menggunakan speedboat
dari Dermaga Sukadana pergi ke laut guna mendatangi kapal yang kabarnya
melakukan kegiatan pertambangan,” kata warga Sukadana, Riduan ditemui Equator
di Dermaga Sukadana, Sabtu (30/4) pukul 14.00.
Dari Dermaga Sukadana, Riduan juga setia menemani wartawan Koran ini
berjalan kaki menuju pinggir laut untuk melihat kapal yang diduga melakukan
aktivitas. Sayangnya, kapal tidak terlihat karena terlindung Pulau.
“Dari sini (Dermaga Sukadana) kapalnya tidak kelihatan karena terlindung
pulau,” kata Riduan seraya mengangkat tangan kanan dan meluruskan jari
telunjuknya guna menunjukkan keberadaan kapal yang terlindung pulau.
Informasi yang didapat, ada tiga kapal besar yang diduga datang dari luar
mengeruk kandungan timah di dasar laut Sukadana. Keberadaan kapal-kapal
dimaksud diinformasikan sudah sejak beberapa hari lalu.
“Kalaulah mereka melakukan eksplorasi atau penelitian mustahil sampai
menggunakan tiga kapal, jadi apa yang dilakukannya patut untuk dicurigai,”
ungkap Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri KKU, Lim Bun Fa.
Kabar adanya tiga kapal yang diduga mengeruk kandungan timah di laut
Sukadana, diakui Afa, sapaan akrab Lim Bun Fa’ sudah didengarnya dari mulut ke
mulut sejak beberapa hari terakhir.
Namun, dirinya belum bisa memastikan apakah benar tiga kapal tersebut
mengambil timah dan dilakukan dengan cara melawan hukum. Bahkan, dia mengaku
jika cuaca terang keberadaan kapal bisa terlihat dari pinggir laut.
“Saya belum tahu persis aktivitas yang mereka lakukan di laut. Termasuk
apakah sudah mengantongi izin atau belum dan coba saja kroscek ke dinas terkait
untuk memastikannya,” kata Ketua MABT KKU ini.
Terpisah, Kepala Seksi Operasi Satpol PP KKU, Syukran mengatakan, Pol PP
tidak melakukan operasi pada, Sabtu (30/4). Mungkin saja ada anggota Pol PP
ikut mendampingi Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) untuk operasi illegal
fishing.
Ditanya apakah operasi pertambangan ilegal? “Tidak jadi karena bocor
duluan,” kata Syukran menjawab. Nelayan kecil di sekitar Sukadana sedikit resah
dengan aktivitas pertambangan di laut Sukadana.
Mereka khawatir akibat kegiatan pertambangan membuat mereka sulit
mendapatkan hasil tangkapan. “Kami hanya nelayan kecil yang hanya menangkap
hasil laut yang tidak terlalu di tengah, jika pertambangan ini terjadi apakah
tidak berdampak bagi kami sebagai nelayan kecil,” kata seorang nelayan.
Kepala Seksi Pengawasan DKP KKU, Helmi SPi mengaku belum tahu persis. Hanya
saja, ada laporan masyarakat ke DKP mengenai aktivitas tersebut. “Kita belum
tahu mengenai kegiatan pertambangan itu, sebab mengenai pertambangan merupakan
Dinas ESDM dan Kantor Lingkungan Hidup,” ujarnya.
Tetapi, ujar Helmi, DKP juga tidak lepas tanggung jawab karena kegiatan
tersebut dilakukan di laut. Jika memang kegiatannya terjadi pencemaran dan juga
mengancam kehidupan biota di laut maka patut dipersoalkan sekalipun yang
bersangkutan telah mengantongi izin.
“Izinnya bisa dimasalahkan jika aktivitas mereka terjadi pencemaran di laut
dan juga berdampak pada kehidupan biota laut. Sebab hal tersebut bertentangan
dengan UU Nomor 31 tentang perikanan dan UU Nomor 27 tentang kawasan pesisir
dan pulau-pulau kecil,” jelasnya.
Kabag Humas dan Protokoler Setda Pemkab Kayong Utara, Drs Joni Tarigan
membenarkan adanya aktivitas pertambangan di laut Sukadana. Hal tersebut
disampaikannya setelah dia koordinasi dengan Dinas ESDM KKU. “Mereka ada izin
eksplorasi (penelitian) yang dikeluarkan ESDM untuk mengambil sampel selama 30
hari,” kata Joni. Namun Joni lupa menanyakan sejak kapan penelitian dimulai.
Sampel yang diambil, dikatakan Joni, nantinya akan diteliti oleh perusahaan
bersangkutan. “Mereka mengambil di dasar laut Sukadana dan nanti diteliti di
perusahaan mereka dan memiliki kandungan apa saja,” jelas Joni.
Bupati Kayong Utara, H Hildi Hamid juga membenarkan bahwa aktivitas di laut
Sukadana mengantongi izin eksplorasi atau penelitian. Bupati juga menegaskan,
tidak akan sungkan untuk mencabut izin yang diberikan jika perusahaan tidak
sesuai aturan. “Yang kita berikan izin eksplorasi dan bukan eksploitasi
(produksi), jika mereka meneliti namun juga mengambil hasil tambang yang ada di
dasar laut untuk dijual maka izinnya akan kita cabut,” tegas Hildi.
Banyak kalangan mengatakan, bahwa KKU memiliki potensi tambang yang
melimpah seperti kandungan timah. Bahkan disebutkan, kawasan KKU merupakan
jalur timah hingga ke Bangka Belitung. Dikabarkan, timah di Belitung hanya ujungnya
dan kandungan timah paling besar mengendap di kawasan KKU. (lud)
RABU
01-05-2012
SUKADANA – Sumber bahan tambang timah pada beberapa pulau di Kepulauan
Karimata dikhawatirkan telah tak lagi bersisa. Hal tersebut pernah diungkapkan
Peneliti dari Forum Mangkuyudan Distrik Sukadana M Subhi Sowabi.“Layak jika
Pemerintah Kabupaten Kayong Utara atas nama masyarakat Kecamatan Pulau Maya
Karimata mengugat negara. Alasannya bahan tambang timah di tujuh pulau di
rumpun perairan Karimata sudah hampir ludes,” ujar Subhi. Dia meyakini, potensi
yang dikhawatirkan tersebut terdapat di tujuh pulau pada gugusan kepulauan di
Kabupaten Kayong Utara tersebut. Hilangnya potensi pertambangan milik Kayong
Utara tersebut menurut dia lebih dikarenakan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor
32/1968 tentang Pemberian Kelonggaran Perpajakan Kepada N V Billiton
Maatschappij pada 11 Oktober 1968. Yang lebih disayangkan, bahan tambang
tersebut hampir ludes dan tak ada imbal balik buat sarana dan prasarana
Kepulauan Karimata.
“Anehnya lagi bagi hasil yang diperoleh malah disampaikan ke Pemerintah
Provinsi Bangka Belitung, di mana saat ini merupakan salah satu penghasil timah
terbesar di Asia Tenggara,” kata dia. Keberadaan daerah yang melawan negara
dalam koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dikatakan dia, diatur
dalam undang-undang gugatan kelompok maupun unsur masyarakat terhadap kebijakan
publik yang menyeleweng atau salah. “Pertama-tama Pemkab Kayong Utara boleh
melayangkan notifikasi dulu, barulah dihamparkan masalahnya. Alasannya
pulau-pulau yang ada di Perairan Karimata sekitar 90 persen masuk di wilayah
KayongUtara,”tandasnya.
Dibandingkan dengan usaha-usaha pertambangan lain, usaha pertambangan timah masih memiliki kekhususan lain. Hal tersebut lebih dikarenakan sifat endapannya, letaknya, kadarnya, jumlah cadangannya, harganya di pasaran dunia, serta sebab-sebab lain. “Kelonggaran-kelonggaran perpajakan seperti yang dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 1/1967, memang sudah bagus. Akan tetapi ada yang aneh, kenapa Pemprov Babel yang mendapat alih teknologi hingga dana bagi hasil dari bahan tambang timah di Perairan Karimata,” ungkap dia. Dia berharap dengan telah definitifnya Kayong Utara dengan kedaulatan otonomi daerahnya, sangat wajar jika pemerintah pusat memberikan intensif lebih bagi percepatan pembangunan Kecamatan Pulau Maya Karimata. “Khususnya di Pulau Karimata dan sekitarnya,” tandas Subhi. (dok)
Dibandingkan dengan usaha-usaha pertambangan lain, usaha pertambangan timah masih memiliki kekhususan lain. Hal tersebut lebih dikarenakan sifat endapannya, letaknya, kadarnya, jumlah cadangannya, harganya di pasaran dunia, serta sebab-sebab lain. “Kelonggaran-kelonggaran perpajakan seperti yang dimaksud dalam Pasal 15 dan Pasal 16 Undang-Undang Nomor 1/1967, memang sudah bagus. Akan tetapi ada yang aneh, kenapa Pemprov Babel yang mendapat alih teknologi hingga dana bagi hasil dari bahan tambang timah di Perairan Karimata,” ungkap dia. Dia berharap dengan telah definitifnya Kayong Utara dengan kedaulatan otonomi daerahnya, sangat wajar jika pemerintah pusat memberikan intensif lebih bagi percepatan pembangunan Kecamatan Pulau Maya Karimata. “Khususnya di Pulau Karimata dan sekitarnya,” tandas Subhi. (dok)
BUMI (BORNEO) RUMAH KITA
Blog ini dikelola oleh Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(Walhi) Kalimantan Barat. Walhi Kalbar merupakan sebuah forum NGOs yang dalam
aktifitasnya melakukan penyadara, advokasi, dan kampanye mengenai penitngnya
perhatian dan keterlibatan semua untuk mendorong akses dan kontrol rakyat atas
linkgungannya.
Kamis, 03 Februari 2011
Pembabatan Hutan di
Kayong Utara dan Ketapang Kalbar Marak
Senin, 11 Oktober 2010 | 14:20 WIB
TEMPO Interaktif, Pontianak - Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) dan
Yayasan Titian Kalimantan Barat meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
menindak tegas para pelaku pembalakan liar (illegal logging) yang terlibat
pembabatan hutan lindung di Kabupaten Kayong Utara dan Kabupaten Ketapang
Kalimantan Barat.
Direktur Eksekutif Walhi Kalbar, Hendi Candra, mengatakan dari
data di lapangan yang diterima pihaknya masih sering terjadi pengiriman kayu
yang cukup besar dengan kapal dari usaha penggergajian kayu (sawmill) Tri Murti
di Melanau dan sawmill Telok Batang ke Jawa, dan diduga juga ke Malaysia
melalui laut lepas. "Diduga kayu-kayu ini berasal dari hutan lindung Taman
Nasional Gunung Palong dan sekitarnya serta HPH yang tak aktif,” kata Hendi
kepada Tempo, Senin (11/11).
Menurut Hendi, pemerintah SBY harus segera melakukan tindakan
tegas kepada para pelaku perusak hutan dan lingkungan karena banyaknya terjadi
bencana alam di beberapa daerah di Kalbar. ”Di daratan Kayong dan Ketapang
sumber alamnya sangat luar biasa, sehingga para cukong gemar melakukan bisnis
ilegal, dan alih fungsi lahan hutan untuk tambang dan perkebunan di Kalbar
paling besar terjadi di Ketapang.”
Pemilik sawmill Pelembang Tri Murti yang berlokasi di perairan
sungai Desa Rantau Panjang, Kecamatan Sei Melanau, Kabupaten Kayong Utara, Budi
Santoso alias Angwan terkesan menghindar. Padahal sebelumnya, saat dikonfirmasi
Tempo melalui ponselnya Angwan dengan tegas mengaku memiliki bahan baku kayu
berasal dari hasil lelang temuan dan perusahaan kayu yang memiliki HPH.
“Kita bisa buktikan kapanpun dan dimanapun semua itu, ada
surat-suratnya kok kalau mau lihat, baiknya kita wawancara langsung secepatnya,
kalau diteleponkan cuma omongan,” katanya dengan nada tinggi.
Namun sejak itu, pengusaha kayu yang dikenal sangat dekat dengan aparat dan pejabat ini, selalu menonaktifkan ponselnya, janji akan menunjukkan sejumlah bukti legal bisnis pengiriman kayu tak pernah dipenuhinya, termasuk pesan pendek yang dikirim Tempo juga tidak pernah dijawab.
Namun sejak itu, pengusaha kayu yang dikenal sangat dekat dengan aparat dan pejabat ini, selalu menonaktifkan ponselnya, janji akan menunjukkan sejumlah bukti legal bisnis pengiriman kayu tak pernah dipenuhinya, termasuk pesan pendek yang dikirim Tempo juga tidak pernah dijawab.
Kepala Polres Ketapang Ajun Komisaris Besar Badta Wijaya mengaku
belum mengetahui adanya pengiriman kayu dari sawmill milik Angwan di Melanau
dan Marhali di Telok Batang Kayong Utara. “Kalau sawmill Tri Murti punya izin
operasi, tapi kita segera cek sumber bahan bakunya, tapi kalau Marhali dia
tidak boleh beroperasi lagi, apalagi jika pernah terlibat dalam operasi Mabes
Polri beberapa tahun lalu,” kata Badja kepada Tempo.
Yuyun Kurniawan dari Yayasan Titian membenarkan masih terjadi
perambahan hutan di Kalimantan Barat yang dikemas rapi agar terkesan legal.
“Surat lelang, dokumen terbang, dan kayu temuan sering menjadi bungkus untuk
menjaga agar mereka yang ikut terlibat sama-sama aman. Kalau benar-benar diusut
pasti terbongkar,” ungkap Yuyun.Sumber Tempo di sawmill Melano dan Telok Batang
di Kayong Utara dan Ketapang menyebutkan sudah puluhan kapal bermuatan kayu,
berbagai jenis kayu yang telah diolah di berangkatkan dari perairan Kayong
Utara.
Para cukong sebagian besar merupakan para pemain lama. Ada yang
pernah ditangkap polisi tapi anehnya ada juga yang pernah terdaftar sebagai DPO
tim Mabes Polri beberapa tahun lalu, tapi sampai kini belum ditangkap polisi
dan bebas berkeliaran di depan umum. Bahkan beberapa dari mereka selain kembali
berbisnis kayu juga membuka usaha SPBU.
“Kalau dihitung sudah ribuan meter kubik dari jenis bengkirai,
meranti, bahkan kayu durian pun mereka angkut. Untuk memuluskan pat gulipat
memperoleh bahan baku dan pengiriman kayu pemilik sawmill melakukan koordinasi
dengan oknum kehutanan,tim sporc, polisi, dan angkatan laut,” ungkap sumber
Tempo yang minta namanya tak disebutkan.
Beberapa hari lalu, satu kapal besi bermuatan sekitar 400 meter
kubik kayu sudah berangkat dari sawmill milik Angwan ke laut lepas. “Kadang
mereka menggunakan surat lelang yang diulang-ulang pemakaiannya dan dokumen
terbang dari Kalimantan Tengah. Pokoknya bahan bakunya banyak yang tidak jelas
asal usulnya,” ungkapnya lagi.
Bupati Kayong Utara Hildy Hamid saat dihubungi mengaku akan
menindak anak buahnya jika terlibat dalam ileggal logging di wilayahnya. Dia
juga berharap aparat segera bertindak. "Saya akan cek, saya tidak mau
hutan saya gundul oleh mereka," kata Hildi.
Harry Daya
Sumber:
http://tempointeraktif.com/hg/nusa_lainnya/2010/10/11/brk,20101011-283895,id.html
Perjalanan ke KKU (1)
Sukadana, Kota Tua yang Benar-benar Tua
Sudah sering saya pergi ke
Ketapang. Penelitian bahasa dan masyarakat membawa langkah kaki saya ke
kampung-kampung di bagian timur dan utara Ketapang. Banyak yang dikunjungi dan
banyak yang dilintasi. Beberapa kali. Saya hampir mengenal Ketapang dengan baik.
Saya pernah membuat beberapa tulisan tentang Ketapang.
Sukadana termasuk daerah yang saya lintasi. Saya belum pernah singgah di sini. Saya melintasi Sukadana sewaktu melakukan penelitian di hulu Sungai Laur tahun 2002. Dari Ketapang ke Laur waktu itu melalui Telok Melano, tembus ke Gerai. Dari Gerai naik motor ke Aur Kuning.
Bagi saya waktu itu Sukadana
hanyalah sebuah kampung kecil. Sepi. Saya membaca plang sebuah sekolah dan di
plang itu ada tulisan Sukadana. Saya tidak melihat keistimewaan Sukadana.
Sukadana yang saya lintasi waktu itu jauh
sekali dibandingkan Sukadana yang saya bayangkan. Saya memiliki bayangan yang
sangat besar tentang Sukadana. Berdasarkan catatan sejarah yang saya baca,
Sukadana adalah salah satu tempat bersejarah di Kalimantan Barat. Tempat ini
disebutkan sebagai daerah kekuasaan Majapahit.
Ada sumber yang menyebutkan bahwa di Sukadana pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan Tangjungpura -- ini juga yang mendorong Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Endjat Djaenuderadjat mengajak rombongan mahasiswa melalui Arung Sejarah Bahari (AJARI) II mengunjungi Sukadana tahun 2007 lalu.
Tempat ini juga menjadi tempat yang sangat penting di bagian pantai selatan pada abad ke – 17 – 18 M. Dalam sejarah Kalbar ada cerita kepahlawanan Opu Daeng Manambon dan saudara-saudaranya. Salah satu tempat dalam setting kepahlawanan wira Bugis itu adalah Sukadana.
Ada sumber yang menyebutkan bahwa di Sukadana pernah menjadi pusat pemerintahan kerajaan Tangjungpura -- ini juga yang mendorong Direktur Jenderal Sejarah dan Purbakala Endjat Djaenuderadjat mengajak rombongan mahasiswa melalui Arung Sejarah Bahari (AJARI) II mengunjungi Sukadana tahun 2007 lalu.
Tempat ini juga menjadi tempat yang sangat penting di bagian pantai selatan pada abad ke – 17 – 18 M. Dalam sejarah Kalbar ada cerita kepahlawanan Opu Daeng Manambon dan saudara-saudaranya. Salah satu tempat dalam setting kepahlawanan wira Bugis itu adalah Sukadana.
Sukadana juga pernah menjadi tempat penting bagi Belanda. Belanda menjadikan Sukadana sebagai salah satu pusat pemerintahan di Pantai Barat Borneo. Ada beberapa tulisan Belanda tentang tempat ini. Melihat catatan-catatan itu, saya membayangkan Sukadana adalah sebuah tempat istimewa. Sebuah wilayah yang sudah tua, tempat berdirinya sebuah kerajaan besar. Sebuah pusat pemerintah pastilah sebuah tempat yang maju dan berkembang.
Tetapi, alamak Sukadana hanyalah sebuah kampung kecil memanjang setidaknya itulah yang saya lihat dari jalan waktu itu. Saya tidak percaya, Saya menghibur diri sendiri: Mungkin saya hanyalah orang buta yang mendeskripsikan gajah, padahal gajah yang dideskripsikan cuma ekornya.
Tetapi,
saya tidak sempat menindaklanjuti keheranan itu. Saya tidak berusaha mencari
jawabannya. Saya tidak menjadikan Sukadana sebagai pusat perhatian. Saya tidak
mempelajari lebih jauh sumber-sumber itu. Keheranan itu lewat begitu saja.
Seharusnya saya merasa rugi melewatkan sesuatu yang berharga itu.
Syukurlah! Saya mendapat kesempatan kembali melintasi Sukadana, bulan lalu. Jadi, kira-kira sudah 6 tahun. Ketika itu saya ikut rombongan panitia Keaksaraaan Fungsional (KF) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak. Kami singgah di Sukadana dalam perjalanan menuju Pulau Maya. Lumayan lama. Ada beberapa jam. Dan beruntungnya, dalam rombongan itu ada H. Rustam Abong, M.Pd. Bang Rustam, kelahiran Pulau Maya. Dia pernah sekolah di Sukadana. Dia mengenal kota kecil ini.
Kami sempat singgah di masjid besar yang dibangun Oesman Sapta (OSO) di pinggir lintasan Sukadana – Telok Melano. Masjidnya tinggi menjulang dan besar. Setelah itu kami bergerak melintasi pasar menuju tempat penjualan tiket di pinggir sungai.
Syukurlah! Saya mendapat kesempatan kembali melintasi Sukadana, bulan lalu. Jadi, kira-kira sudah 6 tahun. Ketika itu saya ikut rombongan panitia Keaksaraaan Fungsional (KF) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pontianak. Kami singgah di Sukadana dalam perjalanan menuju Pulau Maya. Lumayan lama. Ada beberapa jam. Dan beruntungnya, dalam rombongan itu ada H. Rustam Abong, M.Pd. Bang Rustam, kelahiran Pulau Maya. Dia pernah sekolah di Sukadana. Dia mengenal kota kecil ini.
Kami sempat singgah di masjid besar yang dibangun Oesman Sapta (OSO) di pinggir lintasan Sukadana – Telok Melano. Masjidnya tinggi menjulang dan besar. Setelah itu kami bergerak melintasi pasar menuju tempat penjualan tiket di pinggir sungai.
Bang
Yapandi setengah tertawa menjawab dan melihat reaksi saya soal Sukadana. Bang
Yapandi, tepatnya H. Yapandi Ramli, M.Pd adalah Kepala Pusat Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat STAIN Pontianak, Ketua Panitia KF STAIN Pontianak.
Dialah yang kami sebut bos dalam perjalanan ke Pulau Maya kali ini. Yapandi
sudah beberapa kali singgah dan melalui Sukadana.
Jawaban Bang Yapandi membuat Saya heran. Sukadana yang saya lihat hari ini juga belum memperlihatkan kemajuan berarti. Sudah enam tahun. Mengapa kemajuannya begitu lambat. Saya bandingkan kota Nanga Pinoh, Melawi yang meskipun di pedalaman tetapi memperlihat kemajuan yang pesat.
Jawaban Bang Yapandi membuat Saya heran. Sukadana yang saya lihat hari ini juga belum memperlihatkan kemajuan berarti. Sudah enam tahun. Mengapa kemajuannya begitu lambat. Saya bandingkan kota Nanga Pinoh, Melawi yang meskipun di pedalaman tetapi memperlihat kemajuan yang pesat.
Saya
berani jamin akan banyak orang sependapat dengan saya: Inikah sebuah ibukota
kabupaten? Saya menduga dalam hati: Kalau bukan karena kehebatan seorang OSO
mungkin KKU belum jadi sebuah kabupaten. Dan mungkin Sukadana tidak akan
menjadi sebuah ibukota kabupaten. Dan saya merasa sangat wajar jika orang-orang
di Sukadana sangat menghormati OSO –dan memujanya sebagai pahlawan. Orang
Sukadana tidak cukup berterima kasih lewat mulut pada OSO. Mereka harus
menunjukkan dengan hati dan sikap. Karena pasti, perhatian dan sumbangan OSO
untuk masa depan Sukadana –dan itu berarti untuk anak cucu orang di Sukadana,
sangat besar dan tak ternilai. Sukadana yang besar dan maju beberapa tahun
mendatang adalah buah dari perjuangan putra Sukadana ini.
Saya bahkan harus mengatakan: Sukadana harusnya menjadi Kota OSO. Milik OSO. Kalau ada kerajaan di Sukadana yang didirikan hari ini, OSO-lah rajanya. Saya ingat kata Nazril Hijar, teman saya di Teluk Batang, sebuah kota kecil tidak jauh dari Sukadana, waktu kami berdiskusi soal KKU pagi tadi. “Citra OSO sangat bagus,” katanya. Pagi tadi Nazril menceritakan perhatian OSO terhadap pemekaran, panjang lebar. Dia tunjukkan foto-foto selama perjuangan pemekaran dilakukan. Semuanya diatur oleh OSO.
Saya bahkan harus mengatakan: Sukadana harusnya menjadi Kota OSO. Milik OSO. Kalau ada kerajaan di Sukadana yang didirikan hari ini, OSO-lah rajanya. Saya ingat kata Nazril Hijar, teman saya di Teluk Batang, sebuah kota kecil tidak jauh dari Sukadana, waktu kami berdiskusi soal KKU pagi tadi. “Citra OSO sangat bagus,” katanya. Pagi tadi Nazril menceritakan perhatian OSO terhadap pemekaran, panjang lebar. Dia tunjukkan foto-foto selama perjuangan pemekaran dilakukan. Semuanya diatur oleh OSO.
Yang
saya lihat ada beberapa blok ruko memanjang kiri kanan dari simpang jalan utama
menuju ke tempat penjualan tiket di pinggir sungai kecil yang sedang surut.
Minibus jurusan Teluk Batang – Sukadana terparkir di depan bangunan yang saya
tahu kemudian bahwa di situlah terminalnya, kalau mau disebut terminal. Di
Pontianak tempat berhenti seperti ini disebut terminal bayangan.
Pada ruko-ruko itu dijual barang kelontong, pakaian, minuman, makanan, dan perabot rumah tangga. Di beberapa bagian bangunan terdapat simbol rokok Betha. Seakan-akan bangunan ini tempat usaha rokoh tersebut. Saya sempat berjalan kaki melintas ruko itu untuk mencari tempat menjual pulsa. Saat melintas saya bisa melihat ruko dari jarak dekat. “Ah, sangat sederhana,” bisik saya.Sederhana karena saya membandingkannya dengan apa yang saya biasa dilihat di Pontianak.
Pada ruko-ruko itu dijual barang kelontong, pakaian, minuman, makanan, dan perabot rumah tangga. Di beberapa bagian bangunan terdapat simbol rokok Betha. Seakan-akan bangunan ini tempat usaha rokoh tersebut. Saya sempat berjalan kaki melintas ruko itu untuk mencari tempat menjual pulsa. Saat melintas saya bisa melihat ruko dari jarak dekat. “Ah, sangat sederhana,” bisik saya.Sederhana karena saya membandingkannya dengan apa yang saya biasa dilihat di Pontianak.
Teluk Batang
|
|
Pemerintahan
|
|
-
|
|
Luas
|
- km²
|
Jumlah penduduk
|
21.289-
|
Kepadatan
|
-
jiwa/km²
|
7
Desa-
|
Senin,
19 September 2011
Geografis
LETAK GEOGRAFIS KABUPATEN KAYONG UTARA MENURUT KECAMATAN .
Kecamatan
|
Lintang
|
Bujur
|
|
1
|
Sukadana
|
10
08’ 00’’ LS – 10 20’ 00’’ LS
|
1090
52’ 24’’ BT – 1100 09’ 48’’ BT
|
2
|
Simpang
Hilir
|
1 00
50’ 00’’ LS – 10 17’ 12’’ LS
|
1090
44’ 48’’ BT – 1100 23’ 12’’ BT
|
3
|
Teluk
Batang
|
00
44’ 48’’ LS – 10 03’ 12’’ LS
|
1090
41’ 12’’ BT – 1100 06’ 48’’ BT
|
Keterangan : 1 Data masih termasuk wilayah Kec. Teluk Batang
dan Seponti
Kecamatan
|
Luas
Wilayah (km2)
|
Persentase
|
|
1
|
Sukadana
|
949
|
22,48
|
2
|
Simpang
Hilir
|
1422
|
33,69
|
3
|
Teluk
Batang
|
6051
|
14,33
|
4
|
Seponti
|
146
|
3,46
|
5
|
Pulau
Maya Karimata
|
1099
|
26,04
|
Kayong
Utara
|
4089
|
100,00
|
Keterangan : 1 Angka Sementara
BATAS ADMINISTRASI KABUPATEN KAYONG UTARA Administration Borders of
Kayong Utara Regency
- Sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Pontianak
- Sebelah
Selatan berbatasan dengan kabupaten Laut Jawa
- Sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Ketapang
- Sebelah Barat
berbatasan dengan Laut Jawa
Letak Geografis
A. Letak Geografis
Secara geografis, Kabupaten Kayong Utara berada di sisi Selatan Propinsi
Kalimantan Barat atau berada pada posisi 00 43’ 5,15’’ Lintang Selatan sampai
dengan 10 46’ 35,21’’ Lintang Selatan dan 1080 40’ 58,88’’ Bujur Timur sampai
dengan 1100 24’ 30,05’’ BujurTimur.
Sedangkan secara administratif, batas wilayah Kabupaten Kayong Utara adalah
sebagai berikut: Utara : berbatasan dengan Kabupaten
Pontianak Selatan : berbatasan dengan Laut Jawa Barat : berbatasan dengan Laut Jawa Timur : berbatasan dengan Kabupaten Ketapang
Pontianak Selatan : berbatasan dengan Laut Jawa Barat : berbatasan dengan Laut Jawa Timur : berbatasan dengan Kabupaten Ketapang
B. Luas Wilayah
Kabupaten Kayong Utara merupakan kabupaten terkecil di Kalimantan Barat dengan luas wilayah mencapai 4.089 km2.
Dari 5 kecamatan pada akhir tahun 2007, kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Simpang Hilir (1.422 Km2 atau 33,69 persen dari luas Kabupaten Kayong Utara) dan kecamatan dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan Seponti yaitu 146 Km2 atau 3,46 persen dari luas Kabupaten Kayong Utara. Untuk lebih terperinci lihat tabel 1.2.
C. Jenis Tanah
Dilihat dari jenis tanahnya, sebagian besar daerah Kabupaten Kayong Utara terdiri dari tanah kuarter (322.040 hektar atau 76,30 persen), intrusif & plutonik asam (68.145 hektar atau 16.14 persen), efusif tak dibagi (24.825 hektar atau 5.88 persen), intrusif & plutonik basa menengah (6.325 hektar atau 1.50 persen), yang terhampar di sebagian besar kecamatan. Untuk lebih jelas lihat tabel 1.3.1.
E. Pulau-pulau
Sebagian besar wilayah Kabupaten Kayong Utara merupakan perairan laut dan memiliki banyak pulau. Pulau yang ada di Kabupaten Kayong Utara berjumlah 75 (lihat tabel 1.4). Pulau-pulau ini tersebar di 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukadana, Simpang Hilir, dan Pulau Maya Karimata.
Penduduk Dan Tenaga Kerja
Penduduk
Masalah penduduk merupakan masalah yang kompleks yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia. Masalah yang ada antara lain adalah adanya laju pertumbuhan penduduk
yang tinggi, persebaran penduduk yang tidak merata dan kualitas penduduk yang
masih rendah.
Sosial
Lansia dan Anak Terlantar
Dalam kependudukan dikenal istilah anak terlantar dan lansia yang merupakan
istilah yang diperuntukkan bagi orang-orang yang masuk dalam umur tua atau
lanjut usia. Lansia dan anak terlantar ini dapat menjadi suatu masalah yang
rumit dalam sebuah masyarakat.
Agama
Salah satu butir penting yang terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 adalah Negara menjamin kehidupan beragama dan senantiasa
mengembangkan kerukunan antar umat beragama dan kepercayaan.
Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana merupakan suatu usaha langsung yang ditujukan
untuk mengurangi tingkat kelahiran terutama melalui program penggunaan alat
kontrasepsi secara konsisten dan berkesinambungan.
Kesehatan
Pada tahun 2007, di Kabupaten Kayong Utara terdapat sebanya 100 tenaga
kesehatan dimana tenaga kesehatan yang paling banyak jumlahnya adalah perawat
(41 orang) dan bidan (22 orang).
Pertanian Dan Perikanan
Kabupaten
Kayong Utara yang sebagian wilayahnya terdiri dari dari perairan baik berupa
laut maupun sungai-sungai yang mengalir di beberapa kecamatan.
Peternakan
Populasi ternak besar pada tahun 2007 di Kabupaten Kayong Utara untuk jenis
sapi adalah 4.746 ekor, jumlah ternak kambing sebanyak 4.418 ekor, dan babi
2.087 ekor. Untuk jenis ternak kerbau jumlahnya tidak sebanyak ternak yang
lain, hanya ada sebanyak 30 ekor.
Perkebunan
Ditulis oleh Administrator | 15 September 2010
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Perkebunan Kabupaten Ketapang,
pada tahun 2007 ini tidak terjadi banyak perubahan produksi yang cukup
signifikan untuk berbagai jenis tanaman perkebunan di daerah Kayong Utara jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Industri,Energi dan Air Minum
POTENSI BAHAN GALIAN
Ditulis oleh Administrator | 15 September 2010
Kabupaten Kayong Utara memiliki potensi bahan galian. Ada beberapa jenis mineral
yang tersimpan di kecamatankecamatan yang ada di Kabupaten Kayong Utara. Hal
ini tentunya memberikan banyak keuntungan bagi pendapatan daerah.
Perdagangan Dan Koperasi
Koperasi merupakan wadah kegiatan ekonomi yang sesuai dalam negara kita
seperti tercantum dalam pasal 33 UUD 1945. Koperasi yang dianggap sebagi saka
guru perekonomian nasional ternyata sampai saat ini masih memiliki peran yang
masih sangat kecil dalam pembangunan nasional.
Perdagangan
Ditulis oleh Administrator | 15 September 2010
Kabupaten Kayong Utara sebagai daerah pesisir merupakan daerah yang
strategis bagi pengembangan sektor perdagangan.Terdapat 4.667 perusahaan/usaha
yang tercatat dalam Sensus Ekonomi 2006.
TRANSPORTASI DAN KUMUNIKASI
Ditulis oleh Administrator | 15 September 2010
Pembangunan di bidang pos dan telekomunikasi diarahkan untuk memperluas
jangkauan pelayanan sampai pelosok negeri dan luar negeri serta perbaikan
pelayanan jasa pos dan telekomunikasi itu sendiri.
JALAN DARAT.
Adanya transportasi dan komunikasi yang
lancar sangat dibutuhkan guna memperlancar pembangunan yang dilaksanakan. Suatu
daerah akan cepat berkembang jika transportasi dan komunikasinya berjalan
dengan baik.
Ditulis oleh Administrator | 15 September 2010
Pembangunan ekonomi pada hakekatnya sektor
pertanian yang merupakan sektor terbesar adalah serangkaian kebijaksanaan dan
usaha penyumbang pembentukan PDRB Kabupaten yang mempunyai tujuan untuk
meningkatkan Kayong Utara. Selain Sektor Pertanian, Sektor taraf hidup dan
kehidupan masyarakat, memper-Industri Pengolahan yang didominasi dengan luas
lapangan pekerjaan, meratakan distribusi industri pengolahan kayu dan hasil
hutan lainnya pendapatan, meningkatkan hubungan regional bahkan mengalami
pertumbuhan negatif akibat dan usaha melakukan pergeseran kegiatan banyaknya
industri-industri kayu rumah tangga sektor ekonomi dari sektor primer ke
sekunder. yang tutup seiring gencarnya operasi illegal Untuk itu
dinamika perekonomian harus tumbuh logging oleh aparat terkait. Jika
dibandingkan dengan mantap dan berkesinambungan. Per-dengan Kabupaten Ketapang
sebagai kabupaten tumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertum-induk dari
Kabupaten Kayong Utara, ternyata buhan angka PDRB (Produk Domestik Regional
perekonomian Kabupaten Kayong Utara masih Bruto) dari tahun sebelumnya. PDRB
dihitung sangat tertinggal dibanding dengan Kabupaten dari dua pendekatan
harga, yaitu harga berlaku Ketapang. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten dan harga
konstan. Total PDRB menunjukkan Kayong Utara jauh dibawah pertumbuhan jumlah
seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh ekonomi Kabupaten Ketapang, seperti
tahun penduduk dalam periode tertentu. 2007 ini pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Ketapang mencapai 10,33 persen dan Kabupaten Kayong Utara hanya 3,72 persen.
Tentu sebagai daerah otonom baru, Kabupaten Kayong Utara semakin dituntut untuk
lebih mensejahterakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar